Eksistensi
Bumi Sandiwara memang patut di acungi jempol dalam pengembangan seni teater di
Kota Sukabumi, berdiri sejak 2006 kelompok independen ini terus berusaha
mengembangkan diri melalui media seni, baik musik tradisi, teater atau yang
lainnya, mengembangkan bentuk-bentuk seni dengan berlandaskan pada identitas
kesundaan adalah misi utama bumi sandiwara.
Cinta
katungkul ku pati adalah masalah sosial sebuah kelompok penjahat yang pada
masanya sangat bejaya dengan nama kelompok Meong
Pitu namun kelompok ini mengalami keguncangan kepemimpinan ketika sang
pemimpin meong hejo meninggal, dua
orang anggota kelompok yang bernama meong
hideng alias Rayana karta dan meong
bodas alias haji mardud mereka berdua menjadi kandidat paling kuat sebagai
calon pemimpin dalam gerombolan ini, dan akhirnya Meong Bodas yang memenangkan kekuasaan tersebut, namun ternyata
perebutan kekuasaan hanyalah gambaran penulis tanpa ada pelakonanya, cerita
dalam lakon tidak berbicara tentang semua itu, cerita dalam lakon menceritakan
tentang 25 tahun setelahnya mengenai percintaan dua orang anak manusia yang
ternyata memiliki konflik yang rumit, cinta mereka ternyata tidaklah boleh
dipersatukan, karena cinta itu adalah cinta sedarah, pendek cerita ternyata dua
orang anak manusia yaitu mumun dan asep adalah anak dari satu orang ayah yaitu
Meong Hideung atau Rayana Karta alias Abah Dayat, Cinta menjadi malapetaka
untuk keluarga ini, dipenghujung cerita Abah Dayat, Mumun dan Asep memilih
mengakhiri hidupnya karena kompleksitas cerita cinta diantara mereka.
Bumi
sandiwara mengemas pertunjukan ini secara realis dalam pelakonannya, dengan
kemasan yang menari, sebagai wakil satu-satunya dari Sukabumi, BS patutlah
berbangga walau tidak menjadi juara dalam festival ini, BS berusaha
mengembangkan dirinya dalam segala kekurangannya. Sebuah perjuangan yang patut
di apresiasi, atas nama kesenian tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahka masukan komentar anda!