Minggu, 18 Mei 2014

Pertunjuan Drama Basa Sunda Cinta Katungkul Ku Pati oleh Bumi Sandiwara

         



  20 April 2014, Sebuah kelompok kesenian asal Kota Sukabumi, memntaskan naskah Drama Bahasa Sunda yang berjudul Cinta Katungkul Ku Pati karya Ayi Goblay Sasmita di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung dalam gelaran Festival Drama Bahasa Sunda (FDBS) ke 13, masih seperti pertunjukan sebelumnya Bumi sandiwara pasti di sutradarai oleh Achmad dayari yang sekarang sedang melanjutkan pendidikannya di pasca sarjana STSI Bandung program studi pengkajian seni pertunjukan. Sejak 2008 ahmad dayari menyutradarai drama bahasa sunda untuk di pentaskan di FDBS, sebelumnya ahmad dayari atau yang kerap di panggil aday menyutradarai kelompok teater cermin, 2008 naskah Roronggo, 2010 naskah Cukang, 2012 naskah Gandrung New York, 2014 Dengan naskah Cinta Katungkul Ku Pati.
            Eksistensi Bumi Sandiwara memang patut di acungi jempol dalam pengembangan seni teater di Kota Sukabumi, berdiri sejak 2006 kelompok independen ini terus berusaha mengembangkan diri melalui media seni, baik musik tradisi, teater atau yang lainnya, mengembangkan bentuk-bentuk seni dengan berlandaskan pada identitas kesundaan adalah misi utama bumi sandiwara.
            Cinta katungkul ku pati adalah masalah sosial sebuah kelompok penjahat yang pada masanya sangat bejaya dengan nama kelompok Meong Pitu namun kelompok ini mengalami keguncangan kepemimpinan ketika sang pemimpin meong hejo meninggal, dua orang anggota kelompok yang bernama meong hideng alias Rayana karta dan meong bodas alias haji mardud mereka berdua menjadi kandidat paling kuat sebagai calon pemimpin dalam gerombolan ini, dan akhirnya Meong Bodas yang memenangkan kekuasaan tersebut, namun ternyata perebutan kekuasaan hanyalah gambaran penulis tanpa ada pelakonanya, cerita dalam lakon tidak berbicara tentang semua itu, cerita dalam lakon menceritakan tentang 25 tahun setelahnya mengenai percintaan dua orang anak manusia yang ternyata memiliki konflik yang rumit, cinta mereka ternyata tidaklah boleh dipersatukan, karena cinta itu adalah cinta sedarah, pendek cerita ternyata dua orang anak manusia yaitu mumun dan asep adalah anak dari satu orang ayah yaitu Meong Hideung atau Rayana Karta alias Abah Dayat, Cinta menjadi malapetaka untuk keluarga ini, dipenghujung cerita Abah Dayat, Mumun dan Asep memilih mengakhiri hidupnya karena kompleksitas cerita cinta diantara mereka.

            Bumi sandiwara mengemas pertunjukan ini secara realis dalam pelakonannya, dengan kemasan yang menari, sebagai wakil satu-satunya dari Sukabumi, BS patutlah berbangga walau tidak menjadi juara dalam festival ini, BS berusaha mengembangkan dirinya dalam segala kekurangannya. Sebuah perjuangan yang patut di apresiasi, atas nama kesenian tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahka masukan komentar anda!