Jumat, 20 Juni 2014

Dokumentasi Pertunjukan PUUN PURNAMASARI Karya Achmad Dayari

http://www.youtube.com/watch?v=mFiNam-uRR8&feature=share

KAB. SUKABUMI JUARA AKTOR TEBAIK DALAM PASANGGIRI TEATER DAERAH 2014

14-15 Juni 2014 gedung kesenian kemuning gading Bogor padat dipenuhi seniman-seniman dari beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat seperti, kota Depok, Kota/Kab. Bogor, Kota/Kab. Sukabumi dan Kabupaten Cianjur, mereka semua berkumpul untuk mengikuti Pasanggiri seni daerah yang diselenggarakan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan prpvinsi Jawa Barat, Pasanggiri ini melombakan tiga jenis mata lomba yaitu, Tari, Karawitan dan Teater, hari pertama, sabtu 14 Juni 2014 diselenggarakan dua mata lomba yaitu tari dan karawitan, tanggal 15 satu mata lomba yaitu teater
Kabupaten Sukabumi turut ikut serta dalam helaran akbar ini, dalam kategori teater di wakili oleh sanggar Bumi Sandiwara yang membawakan naskah “Puun Purnamasari”, cerita yang diambil dari legenda Nyi Roro Kidul yang sangat terkenal di pesisir pantai selatan, cerita Puun Purnamasari diangkat dari Pantun Bogor Dadap Cimandiri, dalam pantun tesebut dituliskan tentang peruangan Puun Purnama sari ketika kerajaan Pajajaran diserang oleh Demak dan Banten, yang tertulis dalam pantun tersebut adalah Rakean Kalang Sunda seorang Pejuang Pajajaran yang memiliki kesaktian luar biasa, Puum Purnamasari adalah putri bungsu raja Pajajaran dari istrinya yang ke tujuh, Rahyang Kumbang Bagus Setra, suami dari Puun Purnama Sari, dan Jaya Antea yang merupakan penghianat dari pajajaran yang merubah namanya menjadi Syah Alkowana, kelompok Seni Bumi Sandiwara tidaklah mengankat keseluruhan isi pantun kedalam pertunjukan hanya beberpa bagian yang diangkatnya, yaitu bagian perang antara pajajaran dan demak, serta pertarungan menghadapi Jaya antea. Dalam bentuk pertunjukannya BS (Bumi Sandiwara) mencoba menggunakan alur yang bolak-balik, sehingga sedikit merumitkan, namun ini dilakukan untuk menghindari ke monotonan cerita, agar cerita lebih Nampak dan memiliki tangga dramatic yang menarik.
Adegan dibuka dengan pembacaan pantun oleh juru pantun kemudian dilanjutkan dengan tarian yang menggambarkan sosok pemberi pusaka kepada Puun, puasaka tersebut adalah Kujang sebagai senjata Puun Purnamasari, munculah suasana perkampungan pesisir pantai yang  aman damai, namun di ganggu oleh kelompok bajo yang merampas harta para penduduk Cidadap yang dipimpin oleh Puun Purnamasari, dengan kemampuan Puun yang sakti mandra guna para Bajopun berhasil diusir dari Cidadap, serita ini dilanjutkan dengan datangnya Putri dari Puun Purnamasari yaitu Mayang Sagara Pamulangan kelak mayang sagaralah yang akan menjadi penguasa Cidadap atau yang berubah namanya menjadi pelabuhan ratu, dan Mayang sagara meubah namanya menjadi Nyi Roro Kidul, dalam adegan selanjutnya adalah Flash Back pertarungan pasukan pajajaran yang dikalahkan oleh demak dibawah pimpinan jaya antea, serta kematian Rahyang Kumbang Bagus Setra oleh Jaya Antea yang Menyebabkan kesedihan yang mendalam bagi Puun Purnama Sari, namun Jaya Antea berhasil di kalahkan Oleh Rakean Kalang Sunda
Dibalangkeun Dia Ku Kami, Disanggap Rancebna Karancuri Jeung Ombak Nu Ngagalura, Nepika Perlaya”
Itulah potongan dialog Rakean Kalang Sunda Sesaat Setelah Membunuh Jaya Antea.
Legenda yang mengakar di wilayah Sukabumi ini dikemas dengan apik oleh BS hingga menjadikan pertunjukan yang menarik, walau pada pengumumun pertunjukan tebaik Kab. Sukabumi dalam kategori teater hanya mampu meraih Aktor Terbaik yang diraih oleh Indri Agustina yang memerankan Puun Purnama Sari, sementara pertunjukan terbaik diperoleh oleh Kota Depok.
Dari tiga mata lomba hanya teater yang mampu mnyumbangkan tropi atas nama Kab Sukabumi, untuk Tari dan Karawitan belum mampu memperoleh hasil yang memuaskan, tapi ini semua tidak lah mengucikan hati wakil dari Sukabumi, ini Semua akan menjadi penyemangat untuk meraih prestasi yang lebih baik dimasa yang akan datang.


Achmad Dayari

Sutradara dan Penulis naskah “Puun Purnama Sari”