Jumat, 21 Agustus 2015

TEATER CERMIN KAMI ADA ATAS NAMA KESENIAN


        Mungkin beberapa tahun kedepan kab. Sukabumi bagian utara akan sedikit sepi dari kegiatan kesenian pasalnya salah satu kelompok seni di daerah macet ini telah dibekukan dan dilarang mengadakan kegiatan, kelompok teater yang dikenal dengan nama teater cermin adalah sebuah ekstrakulikuler yang sudah terkenal di dunia panggung teater Jawa Barat bahkan Nasional, ekstrakulikuler yang bernaung di SMA Negeri 1 Cicurug, memiliki banyak sekali prestasi, 3 kali menjadi juara teater di Gedung juang Sukabumi, 2 kali menjadi juara di tingkat provinsi dan pernah mengikuti invitasi teater se Indonesia di gedung Rumentang Siang Bandung, ditambanh banyak dari alumninya yang melanjutkan ke perguruan tinggi seni dan adapula yang menjadi aktris televisi. kelompok teater yang berdiri semenjak tahun 2007 ini selalu berusaha menjadi ruang kreatif bagi anggotanya, konsitensi terhadap pemberdayaan seni tradisi merupakan hal yang penting pada kelompok yang pernah pentas sampai ke kota Surabaya Jawa Timur.
            “Saya hanya berusaha menghidupakan seni khususnya seni sunda di Cicurug agar anak sekolah disini tidak tergerus pergaulan yang salah dan mereka tidak gagap akan budayanya, tidak ada niat lain ini hanya atas nama kesenian” ungkap kang Aday sutradara sekaligus pelatih dan pendiri teater cermin yang telah dirumahkan oleh pihak sekolah, Pembina teater cermin beranggapan bahwa ada komersialisasi pada kegiatan-kegiatan teater cermin, sehingga teater cermin tidak boleh lagi berkegiatan apapun itu bentuknya, baik latihan, silaturahmi atau berkumpul sekedar mengobrol itu dilarang dilakukan oleh anggota teater cermin, entah apa maksudnya tetapi karena semua itu anggota teater cermin menjadi sedikit depresi dan ketika pihak sekolah dipinta penjelasan mengenai pembekuan ini, tidak pernah ada yang mampu memberikan jawaban yang pasti, semua ini menjadi tidak jelas dan yang menjadi korban adalah anak, yang paling disayangkan adalah kreatifitas anak dibidang seni peran akan terhenti, padahal teater cermin kerap melaksanakan kegiatan kesenian yang meramaikan Cicurug yang setiap hari diriuhkan dengan kemacetan, salahsatu kegiatan tahunan teater cermin adalah ngabuburit, yang pada tahun ini diselenggarakan dengan meriah kegiatan yang berisikan pertunjukan seni sunda seperti Longser, Kacapi Suling, tari sunda dll.
            Setelah pembekuan teater cermin dan pemberhentian kang aday, sontak saja media sosial ramai dari tanggapan alumni teater cermin, seniman, dan penikmat seni di Sukabumi, sebagai bentuk keprihatinan atas pelemahan kreativitas  dan pemberdayaan seni tradisi di lembaga pendidikan, kang Aday atau bernama lengkap achmad dayari yang dianggap sebagai salah satu pembaharu kesenian khususnya seni teater di Sukabumi. layaknya tidak di mendaptakan perlakuan seperti ini.
”Cermin akan selalu ada, tak akan pernah pupus, tak ada yang bisa menghilangkan cermin, kita ada karena kesenian bukan lembaga, kesenian itu penyeimbang, teater cermin nu aing”
(koment dari Abdulah Rafii dalam media sosial Face Book)