Selasa, 28 Agustus 2012

Milang Kala Teater Cermin Ka 5


Milang Kala Teater Cermin Ka 5

25 Agustus 2012 Teater cermin merayakan ulang tahunnya (Milang Kala) yang ke 5, Ektrakulikuler Seni di SMA Cicurug  yang lahir pada tahun 2007 ini selalu merayakan milangkala disetiap tahunnya, setiap tahun teater cermin selalu memiliki konsep berbagi dalam perayaan milangkalanya, pada tahun ini teater cermin kembali memberikan sumbangan kepada anak yatim piatu uang sumbangan yang terkumpul dari anggota teater cermin dan masyarakat umum adalah Rp. 3.500.000.- uang ini disumbangkan kepada salah satu panti asuhan yang berada di kampung Pamoyanan Kec. Cicurug Kab. Sukabumi. Uang sumbangan itu diberikan pada saat Ngabuburit bareng Bumi Sandiwara dan teater cermin tanggal 10 Agustus 2012, tepat pada tanggal 25 Agustus 2012 Teater Cermin berbagi dengan pihak kepolosian yang sedang bertugas mengamankan arus mudik di pos jaga di depan masjid agung Al-huriah Cicurug, teater cermin memberikan beberapa kue, minuman bersoda dan minumam mineral, sebagai bentuk penghargaan kepada pihak kepolisian yang bertugas. Dan dilanjutkan dengan Syukuran bersama semua anggota teater cermin di rumah makan ayam bakar siliwangi cicurug.








    

Kamis, 16 Agustus 2012

Ngabuburit Bareng Bumi Sandiwara 7, Tahun 2012






Ngabuburit kembali di gelar oleh Bumi Sandiwara dan teater Cermin yang kali ini digelar ke tujuh kalinya yang bertajuk NGABUBURIT BARENG BUMI SANDIWARA dan TEATER CERMIN 7, pada tahun 2012 ini kegiatan ngabuburit diadakan lebih lama yaitu tiga hari pertunjukan pada 10,11, 12 Agustus 2012, hal tersebut dilakukan demi kebutuhan penonton yang semakin melonjak setiap tahunya. sekitar 150 penonton memadati gedung UDKP cicurug yang letaknya tepat di depan masjid agung Al-Huriah.

naskah Longser K-POP (Kutukan Pedang Ompong) dipilih oleh Bumi sandiwara dalam gelaran Ngabuburit tahun ini, naskah yang di tuls dan di sutradarai oleh Ari Irawandi Gusmi ini terkesan satir terhadap perkembangan generasi muda yng tergila-gila akan budaya Korea naun Ari berhasil membungkus naskah ini dengan begitu menarik.

ada beberapa pengisi acara yang ikut meramaikan gelaran ngabuburit pada tahun ini, dintaranya adalah :
-Diksastrasia Unpak Bogor (Musikalisasi Puisi)
-Senandung Bumi UMMI (Musikalisasi Puisi)
-Kang Agung sarjana Tari UPI Bandung (Tari)
-Criss Avian (Sulap)
-Stand Up Comedy Sukabumi
-Eksatrakulikuler Seni Smansa Cicurug

Ngabuburit merupakan satu-satunya kegiatan kesenian yang di pertunjukan untuk mengantarkan penontonya menuju buka puasa di Kab. Sukabumi yang terpublikasikan, namun sama seperti tahun-tahun sebelumnya dukungan pemerintah tidaklah signifikan dalam kegiatan ini, semuanya di kerjakan dengan modal sendiri, walau dibantu oleh beberapa sponsor, namun rasanya tidak terlalu memberikan kontribusi yang besar.

acara yang sudah diusung semenjak 2006 ini terus menjadi lahan kreatifitas dan ibadah sosial bagi Bumi Sandiwara, semoga Tuhan terus meridoi apa yang kita semua lakukan

Achmad Dayari

Selasa, 14 Agustus 2012

dokumentasi ngabuburit 7




KEMERIAHAN PERTUNJUKAN "K-POP"





KEMERIAHAN PERTUNJUKAN "K-POP" (KUTUKAN PEDANG OMPONG)
karya & sutradara : Ari Irawandi GusmI

dalam gelaran Ngabuburit Bareng Bumi Snadiwara dan Teater Cermin 7

Sebuah pertunjukan Longser “Ayena” 
Yang dipadu dengan kemajuan teknologi 
seperti Film, Kabaret & Musik modern, 

Kisah sederhana tentang manusia Indonesia masa kini 
yang tergila-gila akan budaya Korea,
ketika manusia Indonesia lupa akan budayanya 
yang begitu kaya dan beragam
satir yang dipertunjukan dengan penggambaran 
Jangdi/jangdem sebagai orang korea yang berhasil mengadu domba
sepasang saudara yaitu Aya dan Raya, sehingga terjadi perpecahan diantara keduanya
dan bertolak dari kutukan sebuah pedang (K-POP Kutukan Pedang Ompong)
yang kelak pedang tersebut akan menghancurkan sebuah peradaban 
jika pedang tersebut tidak digunakan sebagai mana mestinya, 
Jangdi/Jangdem pun berhasil menguak kutukan pedang tersebut 
dengan membawa misi untuk menghacurkan kerajaan Sukanyalindung 
agar tercapai tujuannya yaitu menguasai kerajaan dan menghancurkan budaya yang ada 
serta menggantinya dengan budaya Baru yaitu budaya K-POP (Korea Pop)

“kita orang Indonesia kaya akan Seni Budaya Mengapa budaya Negeri lain yang meraja”

ELING DULUR
CINTAI DAN LESTARIAKAN SENI BUDAYA BANGSA BUKAN BUDAYA NEGERI TETANGGA

Jumat, 10 Agustus 2012


Ngabuburit 7
BUMI SANDIWARA

Dalam ruang yeng sempit serta kekangan sang waktu,lambat laut  mulai menunjukkan kekuasaanya.  Dari waktu yang  kembali, sekolompok muda mudi menunjukkan tidak matinya daya pikir dari keresahan yang bergejolak dalam hati , sekolompok muda-mudi tersebut mengakui dirinya adalah bagian  tubuh yang bernama bumi sandiwara, bumi sandiwara kembali hadir dari kesibukan malam dan siang yang tak pernah berpisah  lalu mencoba  menunjukkan keresahan atas sebuah problematika yang terjadi ditengah kehidupan yang heterogen, kehidupan yang ambigu dan penuh  pernak-pernik serta teka teki yang masih dicari atau mencari akan sebuah jawaban dari pertunjukkan alam yang tak henti  atau tetap dilupakan oleh mata polos akan sebuah ketidak pastian sebuah jawaban  tak murni
Bumi sandiwara terus berpacu mencoba mengheningkan kesibukan malam, gelapnya cahaya bulan dan kicauan burung gagak serta elang dalam sangkar emasnya, bumi sandiwara terus mencari keindahaan yang tersimpan dalam lumpur,  menghadirkan estetik  kuno menjadi indah di kuasa zaman yang serba canggih  dan merebut cahaya indah dari kekuasaan bayangan hitam yang hidup dari percikan cahaya bulan
Bumi sandiwara menghadirkan sebuah lakon yang berjudul K-POP kepanjangan dari Kutukan pedang ompong, naskah yang disutradarai oleh ari irawandi ini menghadirkan sebuah fenomena yang terjadi dan hidup belakangan ini,fenomena itu menghasilkan  hampir 65 % mahluk hidup di antero dunia ini mengiblatkan matanya terhadap kehidupan yang disuguhkan oleh kehidupan lain atau ciri khas yang bukan miliknya hingga  tidak sedikit manusia lupa akan tradisi serta keaslian yang dimiliki secara hakiki, diberikan oleh sang maha sutradara.  Naskah K-POP  mengjak kita agar mengerti akan sebuah  kisah yang penuh intrik akan sebuah analogi kehidupan yang mengakar dimata yang polos hingga menghasilkan keindahaan, sang sutradara mengajak hal-hal baru yang slalu dilandasi oleh tradisi, hingga menjadikan sebuah paradigma baru bagi penikmatnya, sang sutradara masih mengusung tradisi karena tradisi adalah tubuh dari keaslian diri ( bumi sandiwara ) yang hidup secara hakiki dalam diri yang telah mengenalnya, naskah yang dihadirkan bumi sandiwara melibatkan kuasa jaman serta dipadukkan dengan kehidupan dimasa lampau ,mencoba mengajak pelakunya(secara umum ) menciptkan  konflik yang disembunyikan oleh prilaku dari simbol-simbol kepolosan serta kelucuan secara objektif, dan membuka lebar kelopak matefora sarta secerca ironi yang hidup dan mengakar dalam mata dan tubuh yang polos akan sebuah subjek.  
Suguhan dari materi yang memurnikan dirinya, melibatkan keringat akan sebuah hasil akhir yang akan disuguhkan dari sekian banyak problematika yang hidup diantara kuping dan mata yang ironi dan  masih berkeliaran disemak semak tubuh yang sulit diraba, bumi sandiwara masih mengajak kita semua untuk mengenal keterbatasan waktu dan melebarkan sayap tradisi agar tidak mati dan kita masih mengenal siapa diri kita yang sebenarnya.
                                                                                                                                    aH