Sabtu, 15 November 2014

Film “Hujan Di Pagi” Hari Sebuah Gagasan Kreatif



“Hujan Di Pagi” Hari Sebuah Gagasan Kreatif





                Sebuah kelompok anak muda yang menamakan dirinya Masyarakat kreatif cicurug memproduksi sebuah film yang berjudul “Hujan dipagi hari” film independent yang ditulis serta sutradarai oleh Achmad Dayari,  filim berjendre drama ini menceritakan dinamika buruh pabrik yang begitu komplek dengan segala permasalahannya, sorang buruh wanita yang bernama samirah yang di perankan oleh Lia Rusmiati adalah seorang pekerja keras untuk menghidupi keluarganya dan seorang anaknya yang bernama hujan diperankan oleh Stara Planina, serta suaminya Darma yang diperankan langsung oleh Achmad Dayari, filim ini memang lahir dari sebuah kesederhanaan fasilitas dan SDM yang jauh bila dikatakan maksimal, namun dalam kesedrhanaan itu terlihat adanya upaya untuk peningkatan atsmotfer kreatif di wilayah yang terkenal dengan kemacetan dan buruh pabriknya Cicurug. Darma adalah seorang sarjana yang enggan bekerja di pabrik sebagai buruh karena egoisme dirinya sementara dalam keseharian darma tidak berusaha untuk mencari pekerjaan bahkan darma berselingkuh dengan mantan kekasihnya yaitu Lestari yang diperankan oleh Maria Mulya G. ada satu tokoh lagi yang membangun cerita film ini semakin menarik yaitu tokoh Ida yang diperankan oleh Linda Wijaya tokoh ini berwatak sedikit tengil sebagai wanita lajang yang berkepanjangan atau perawan tua.
                Film yang di peroduksi diSapulidi studio bekerja sama dengan teater cermin dan bumi sandiwara ini memiliki keunikan dalam bentuk tampilannya, mungikin karena sang sutradara yang lahir di panggung teater sehingga banyak menampilkan bentuk-bentuk artistic dalam setiap adegannya, seperti di sisipkannya adegan penari sebagai perlambangan pikiran Samirah dan pantomime sebagai perlambangan pemikiran Darma. Namuan semua itu tidak terlihat janggal malah terlihat apik dan menarik sebagai konsep film.
               Film ini ditayangkan di hotel Puri Iska Cicurug pada tanggal 8 November 2014, sebagai apresiator utamanya adalah masyarakat Cicurug dan sekitarnya. Dari penayangan film ini terbersit keinginan untuk memeriahkan kegiatan kesenian di wilayah Cicurug serta memberikan terapi kepada masyarakat melalui media seni yang kerap dianggap hanya sebuah selingan dalam keberlangsungan hidup umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahka masukan komentar anda!