Kamis, 09 Januari 2014

CERITA ADE SUHANDA

CERITA I
Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ibarat cerita raja midas yang menginginkan setiap yang disentuhnya menjadi emas, ternyata ketika keinginan dikabulkan dia tidak semakin senang tetapi justru menjadi sebaliknya.

John Naissbitt mengatakan bahwa, era informasi menimbulkan gejala mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa Indikator, yaitu; 1) Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat; 2) masyarakat takut dan memuja teknologi; 3) masyarakat mengaburkan antara yang nyata dan yang semu; 4) masyarakat menerima kekerasan sebuah hal yang wajar; 5) masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan; 6) masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.

Naisbitt ingin mengingatkan bahwa, ketika manusia mulai memuja dan menjadikan teknologi sebuah patron tunggal dalam menjalani kehidupan, maka yang sebenarnya terjadi adalah, Ilmu itu telah kehilangan ruh fundamentalnya, karena Ilmu telah mengeliminir peran manusia dan menjadikan manusia sebagai budaknya.

Dengan demikian, Ilmu memerlukan sebuah instrument agar mampu menempatkan ilmu tetap pada tempatnya, dan instrument itu adalah filsafat. filsafat yang kemudian mengembalikan ruh dan tujuan luhur Ilmu, agar Ilmu tidak menjadi boomerang bagi kehidupan umat manusia. Di samping itu, salah satu tujuan filsafat ilmu adalah mempertegas bahwa Ilmu dan perkembangannya merupakan sebuah instrument, bukan Tujuan. 

Kemajuan Ilmu seiring perjalananya, membuat manusia ingin mendapatkan segala apa yang diinginkan. Sehingga, kemajuan ilmu menjadi sebuah komoditas untuk dapat meraih segala keinginanya secara instant.


CERITA II
Agama dan ilmu dalam beberapa hal menunjukan perbedaanya, namun pada sisi tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan (ritual) yang cenderung ekslusif, dan subjektif. Sementara ilmu selalu mencari hal baru dan tidak perlu terikat dengan etika progresif. Agama memberikan ketenangan dari segi batin, karena ada janji kehidupan setelah mati. Sedangkan ilmu memberi ketenangan dan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia.

Karena bagi masyarakat beragama, walaupun Ilmu memiliki perbedaan yang konfrehensif, baik dalam fase rohani dan fase kebutuhan jasmani, ilmu adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari nilai ketuhanan, karena sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan, karena manusia hanya menemukanya melalui pendekatan-pendekatan dan disiplin ilmu secara tersistematis, dengan kemudian merekayasanya, dan menjadikanya sebuah instrument penting dalam kehidupan. Karena manusia berbeda dengan ciptaan Tuhan lainya, manusia diberikan daya pikir berbeda dengan makhluk lainya. Daya pikir inilah yang kemudian menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi.

Dalam waktu yang sama, antara manusia, daya pikir dan temuan-temuanya, semua itu harus bertanggung jawab dalam balut transcendental, tanggung jawab pada Penciptanya. Karena, daya pikir tersebut tidak dapat dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai ciptaan-Nya. Sehingga, konsekuensi logisnya, manusia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahka masukan komentar anda!