BUITENZORG ACTOR SINDYCATE
MEMBAWA BOGOR PADA FESTIVAL DRAMA BAHASA
SUNDA
TEATER SUNDA KIWARI KE 17 TAHUN 2016
Sebuah
kelompok teater independen bernama Buitenzorg Actor Syndicate (BAS), membawa
nama Bogor dalam ajang tahunan Festival Drama Basa Sunda (FDBS) Ke 17 yang di
selenggarakan oleh teater Sunda Kiwari di Gedung Kesenian Rumentang Siang
Bandung, acara yang digelar 18 April s.d 8 Mei 2016 menampilkan 64 kelompok
teater se Jawa Barat, dan satu kelompok dari pulau kalimantan yaitu “Laskar
Banua”. Di tahun ke-17 nya ini teater Sunda Kiwari memberikan 6 pilihan naskah
kepada peserta yaitu “Polbakik” karya Arthur S. Nalan, “Jam Hiji Duapuluh
Salapan Menit” Karya Ayi G. Sasmita, “Kalangkang” Karya Nazaruddin Azhar, “Nu
Garering” Karya Dhipa Galuh Purba, “Manusa Di Jero Botol” Saduran bebas Rosyid
E. Abby dari naskah “Manusia Di Dalam Botol” Karya Yusep Muldiyana, “Dayeuh
Simpe” Karya Lugiena De, dan “Mojang Dua Rebuan” Karya Dadan Sutisna. BAS yang
untuk pertamakalinya mengikuti FDBS memilih naskah “Jam Hiji Duapuluh Salapan
Menit” Karya Ayi Goblay Sasmita. Naskah yang menunjukan bagaimana keadilan di
sebuah negeri ini telah berpihak pada kekuasaan orang yang berharta, bukan pada
rakyat miskin, naskah inipun menggambarkan tentang manupulasi hukum yang begitu
merugikan orang-orang yang tidak bersalah.
BAS
Memang terbilang kelompok teater baru di kota Bogor namun sebenarnya diisi oleh
orang -orang lama yang telah berkecimpung di dunia perteateran, kelompok ini
dibangun demi mengisi kehampaan kelompok teater independen di kota hujan ini,
BAS ingin menjadi pembaru bentuk-bentuk kreasi teater di Kota Bogor dan
Indonesia umumnya.
Semenjak 25 Januari 2016 BAS memulai proses latihannya
untuk FDBS. Kampus Universitas Pakuan (Unpak)-lah yang menjadi lahan latihan BAS
yang notabene anggota BAS adalah alumni dan mahasiswa FKIP Unpak, proses casting dan reading menjadi langkah awal BAS memulai produksi FDBSnya, terpilihlah
aktor-aktor yang akan berperan dalam produksi BAS yang pertama, yaitu : Dini
darusa’adah sebagai Napi, Yunia H. Almunawarah sebagai Jurig Awewe, Deden Fahmi
Fadilah sebagai jurig lalaki 1, Ade Rusfiyandi sebagai Jurig Lalaki 2, Ridho R.
Falah sebagai Kepala Sipir, Julian D. Pratama sebagai Ustad, Bagus H. Satrio
sebagai Sipir, Bunga K. Febriani sebagai Jurig Ibu. Di tambah dengan
aktor-aktor pembantu. Pada naskah ini BAS disutradarai oleh Aday Dayari (Ahmad
Dayari) yang memang sudah memiliki pengalaman dalam FDBS, aday dayari tercatat
sudah menyutradari pertunjukan untuk FDBS semenjak 2008.
Sebelum dipertunjukan di G.K
Rumenang Siang Bandung, naskah yang berdurasi sekitar 90 menit ini
dipertunjukan di G.K Kamuning Gading Bogor, pada 16 dan 17 April 2016, dalam
satu hari pertunjukan ditampilkan dalam dua sesi sehingga ada empat sesi
pertunjukan dalam dua hari tersebut , hampir setiap sesi pertunjukan dipadati
oleh penonton tercatat sekitar seribu penonton hadir dalam 4 sesi pertunjukan
BAS di Kamuning Gading. Ini merupakan prestasi Bagi BAS dalam menghadirkan
penonton sebanyak itu di Kamuning Gading, sebagai kelompok yang baru tentu saja
akan terasa sulit meyakinkan penonton untuk datang menyaksikan pertunjukan
perdanannya.
Tepatnya pada hari Selasa 19 April
2016 BAS dijadwalkan pertunjukan di G.K Rumentang Siang Bandung, jadwal
tersebut sesuai dengan hasil pengundian yang dilakukan saat teknikal meeting,
BAS memperoleh No undian 6 dari 64 peserta yang akan tampil, walau menadaptkan
undian nomor urut awal, hal ini tidak menyurutkan semangat BAS untuk pentas
dalam ajang festival teater terbesar di Jawa Barat ini, itu juga terbukti saat
BAS melangsungkan pertunjukannya, seluruh aktor bermain begitu luwes dan
menarik untuk ditonton, walau dalam bagian akhir pertunjukan terjadi kesalahan
teknis matinya aliran listrik gedung. Namun semua dapat diatasi dengan ketenangan
yang ditampilkan oleh aktor-aktornya, hingga akhir pertunjukan gemuruh tepuk
tangan terdengar riuh di dalam G.K Rumentang Siang Bandung.
“Kami tidak berorientasi sebagai
juara dalam festival ini, menjadi peserta dan pertunjukan di Rumentang Siang
saja sudah sesuatu yang membanggakan” pungkas Aday Dayari sebagai sutradara
dalam pertunjukan ini.