Bumi sandiwara
|
Mawar
dan Kumbang
bogor 2010
A. Suhanda
[Pick the date]
|
Untukmu selamanya
Pagi dilereng
gunung salak, mentari menyambut setiap mata terpejam, bunga menjadi santapan
setiap langkah mata memandang kicauan burung yang merdu mengisi suasana pagi
yang jernih, anton narta dan narto bergegas membersihkan muka serta
mempersiapkan sarapan, anton bergumam kepada narta hey narta masak apa kita
pagi ini?
Narta ? masak apa
saja yang penting bisa dimakan serta membuat perut kenyang hehehehe begitulah
gumamnya, kami bertiga menjadi sahabat sejak pertemuan itu dimana kami
dipertemukan dalam situasi yang sama bagi kami, narta mempunyai sifat yang
simple tidak mau ribet sedangkan narto penuh pemikiran dan harus detail untuk
mengerjakan sesuatu, kami bertiga bermalam dilereng gunung salak dari tiga hari
yang lalu, kami membuat sebuah janji agar kami bisa selalu bersama hingga kami
mempuyai cucu jika bisa kami berniat untuk menikah bersama dalam satu acara
itulah janji kami.
Setiap ruang mempunyai rahasia
yang tak pernah bisa ditebak oleh akal, itulah rahasia bumi yang penuh dengan
teka teki kehidupan keras bagi sebagian orang dan lembut bagi sejengkal orang
yang duduk dibawah pohon pinus, waktu semakin beranjak kami bertiga bergegas
kembali ke rumah
Pagi dalam
keadaan kamar yang kotor, aku bergegas menuju sekolah ku sesampainya disekolah
aku duduk dan menunggu sahabat-sahabatku, lonceng berbunyi aku masih setia
menunggu sahabat sahabatku, kira –kira lima belas menit kemudian
sahabat-sahabatku datang dan mereka
terkena oleh guru yang mengajar
karena mereka terlambat, disela-sela satu kelas menyaksikan hukuman yang
diberikan oleh ibu guru masuklah ibu kepala sekolah ke ruang kelas kami, aku
dan teman-teman yang lain diam serta focus menatap kedepan, tak lama kepala
sekolah berbicara akhirnya kepala sekolah memperkenalkan siswi pindahan dari
kota sebrang.
Ibu kepala
sekolah : anak – anak mohon waktu kalian sebentar, ibu masuk ruang ini karena
ada yang ibu ingin sampaikan kepada kalian, alhamdulilah sekolah kita
kedatangan siswi baru, dia pindahan dari kota sebrang, dia akan masuk kelas ini
dan bergabung dengan kalia ibu harap kalian bisa menerima dan bisa beradaptasi
dengan teman baru kalian, sini nak masuk ! namanya nayla “ anak- anak jika
kalian ingin bertanya silahkan ?
Anton : Nama kamu
nayla? Kenapa kamu pindah sekolah ?
Narta : nayla no
hape kamu berapa? Dan Pin BBM kamu berapa ? hehehe
Ibu kepala
sekolah : Eh,,,eh,,, kalian ini, jangan begitu,
Narta :sesekali
bu ngak apa-apakan?( menutup mata dan tersenyum lebay )
Ibu kepala
sekolah : Ya sudah, biarkan nayla yang memperkenalkan dirinya sendiri, silahkan
nak, anak-anak ibu akan kembali ke ruangan, terima kasih atas perhatian kalian
“ ibu guru terima kasih atas waktunya silahkan kembali mengajar “
Ibu guru :
anak-anak sebelum kembali kemateri alangkah baiknya kita memberikan waktu
kepada siswi baru kita untuk memperkenalkan dirinya
Siswa-siswi : iya
ibu ( semua bersuara )
Ibu guru :
silahkan nak ibu akan kasih waktu untukmu memperkenal diri, didepan kelas
Nayla : iya ibu
terima kasih.
Nayla : namaku
nayla, aku pindahan dari kota banda aceh, aku kesini karena kedua orang tuaku
dipindah tugaskan ke kota ini, dulu aku sekolah di SMAN 1 BANDA ACEH, semoga
teman-teman bisa menerima aku
Narta :selamat
datang dikelas kami.
Narto :so sweet
lo, teu kaop nempo nu geulis wae ah
Anton :
sudah….sudah jangan berisik, kasian dia bisa malu kalau kalian bersikap
keterlaluan seperti itu.
Nayla, wanita
berkerudung rapi sedada prilaku sopan kepada setiap orang dan mudah bergaul
kepada siapapun mencerminkan wanita yang sebenarnya, dua minggu telah berlalu,
alunan music ala tahun 90 an terdengar merdu di kuping anton sebelah kanan, gea
bertanya siapa yang memainkanya?
(gumamnya dalam hati ) cukup lama suara itu terdengar dari salah satu sudut
ruangan, namun anton tak berani menolehkan pandanganya
Gea : ternyata
lo, kirain siapa ?
Anton : iya emang
kenapa, ngak boleh ?
Gea : ngak
apa-apa juga, aneh aja oh iya gimana tugas kemarin udah lo boleh gw nyontek cz
gwe ngak sempet ngerjainya semalam
Anton : ah lo udah
biasa kali, alesan lo basi ( mengeluh )
Gea : heheheh biasa aja kali
Waktu terus
berlalu hingga lonceng pun berbunyi, tak
disangka siswi baru itu duduk disebelahku, hanya diam yang terjadi dalam ragaku
. gumamku dalam hati ada apa dengan ragaku seperti terkan sihir yang amat
hebat, hingga aku tak bisa menggerakkan lidahku untuk mengucapkan satu huruf,
akhirnya nayla yang memecahkan kebisuan itu,
Nayla :
assalamualaikum, maaf saya tidak permisi dulu duduk disini, tidak apa apa?
Gea : tidak
apa-apa ( grogi )
Nayla : oh iya
nama kamu siapa ?
Gea : nama ku hizba hudia, panggil saja aku dia
Nayla : nama kamu
aneh ‘hehehe’ maaf “ (tersipu malu)
Gea : tidak apa-apa, iya itu nama ku tidak kamu
saja yang berkata seperti itu, teman-teman yang lain sama
Disela sela
obrolan kecil itu, ibu guru kembali kepada tugasnya memberikan materi dan kami
focus kepada materi tersebut hingga bel istirahatpun berbunyi,
Nayla : kamu mau
kekantin tidak ?
Gea : tidak, aku disini saja
Nayla : ya sudah
aku kekantin ya, kamu mau pesan apa biar saya belikan sekalian
Gea : tidak usah,
Nayla : oke, aku
kekantin dulu ya
Tiba-tiba sahabat
sahabatkyu menghampiri ku, terlihat aneh pada prilaku aku yang tidak seperti
biasanya
Sahabat : woy
aneh banget ( berbarengan )
Gea : aneh apanya ?
Narta : ngak
kayak biasanya
Gea : emang biasanya kayak gimana ?
Narto :
biasanyakan lo, dingin sama cewe, ini baru beberapa menit aja udah deket aja
lo, wah jangan-jangan lo…….wah gawat lo ngak asyik ah
Anton :
temen-temen dengerin” manusia itu bisa berubah dengan itungan detik “ bagaimana
situasi!
Narta + narto :
ah lo so bijak
Anton : emang
benerkan ?
Gea : udah-udah,
emang apa yang kalian liat belum tentu seperti aslinya
Sahabat : emang
kayak gimana aslinya ? ( melongo )
Gea : kalau menrut
gwe nayla adalah orang yang mudah dekat dengan orang lain, dia cher up, ngak
mandang usia dan latar belakang itu sich pendapat gwe
Sahabat : tuh kan
lo, udah tau aja dari mana lo tahu ?
Gea : lo liat aja
gwe duduk berdampingan ya setidaknya gwe menanggapi apa yang dia bicarakan
serta dikit-sikit gwe memaknai setiap gesture yang dia keluarkan hehehe
“gini-gini juga gwe sedikit tahu masalah kejiwaan
Sahabat : sombong
hehehhehe
Tiba-tiba nayla
datang dengan bawaanya, teman teman ini untuk kalian
Anton, narta +
narto : waduh ada rizki nompok nih, makasih ya nayla
Nayla :
sama-sama, gea kamu kenapa diam saja
Gea : saya masih
kenyang nay, sok sama anak-anak saja
Nayla : oke
Ruangan kelas
kembali ricuh dengan sorak teman, aku masih diam dibibir meja dideratan tengah,
tatapanku masih terdiam disatu titik yang meluluhlantahkan langkahku
Nayla : kamu
kenapa diam saja ?
Gea : tidak ada
apa-apa ?
Nayla : jika kamu
bersedia cerita saja, aku perhatikan kamu sedang memikirkan sesuatu ?
Setelah
pertanyaan itu, gea kembali diam, menyulam kebisuan diantara dua ruang yang
sama, dalam kebisuan gea menuliskan kata kata untuk nayla .
Diantara dua ruang
Aku duduk bersama kau hawa, entah apa yang ku pinjam dari
ragaku
Mungkinkah aku tersesat,dipagi itu
Aku manyaksikan bibir jariku menari diatas kayu yang tak
beradaya
Tak sengaja nayla
membaca tulisan itu dalam buku gea, nayla bertanya pada hatinya seolah-olah gea
tidak menyukai kehadiran nayla disisinya, hingga naylapun menjawab tulisan yang
ada dalm buku gea
Kepada siang, aku jujur
Dulu aku tak berani berikan senyumku kepada angin
Aku selalu menyembunyikan senyumku dari cermin dan jendela
Kepada siang aku jujur
Aku memang tak perawan, karena jaman aku tak perawan
Darahku mengalir dari ruang yang sempit
Namun salahkah aku, mencoba melukiskan kenangan dengan kaum
adam
Kepada siang aku jujur
Aku memang jalang
Aku memang jalang
Tapi aku bukan wanita jalang
Pagi dalam ruang
kelas itu, gea menemukan tulisan nayla, gea merasa bingung dengan makna yang
tersirat dari tulisan itu, gea berusaha keras memaknai setiap kata yang ada
dalam kertas itu, tak lama setelah itu nayla menghampiri gea,
Nayla : gea, tak
sengaja aku membaca potongan tulisanmu, maafkan aku gea jika boleh tahu kau
tulis untuk siapa ?
Aku : aku menulis
untuk diriku sendiri, tidak ada yang ku maksud,
Nayla : gea , aku
merasa asing dihadapanmu, teman-teman yang lain ramah kepadaku, namun engkau
berbeda ada apa denganmu ?
Gea : nayla, aku
tidak apa-apa, karena ketidak biasaan saja nayla, hingga aku seperti ini
Nayla : trus apa
yang kau maksud dengan tulisanmu?
Gea : itu adalah
kesaksianku terhadapmu nayla, waktu itu aku mencoba menulis diriku sendiri
dengan apa adanya aku, saat aku melihatmu aku teringat seseorang yang telah
menyadarkan ku namun waktu berkata lain saat aku masuk ke sekolah ini, tuhan
sayang kepadanya hingga dia dipanggil oleh tuhan semenjak itu, aku membisu dan
berteman dengan kesendirian, aku mengarungi kesendirianku bersama waktu dan
dedaunan, aku tidak ada maksud apapun nayla, aku ingin ……………………..
Nayla : ingin apa
?
Gea : ingin ku,
ah sudahlah nayla biarkan itu menjadi kenangan di setiap langkahku
Nayla : jika itu
yang terbaik buatmu,
Di waktu lain gea
menyelimuti kegelisahanya dengan aktivitas kecil, gea bersiul bak burung
bermian ditaman sore
Gea : langit, bilakah kau berikan jawaban ?
Mengapa bulan tak
muncul setiap malam ?mengapa kumbang mencampakkan bunga di siang hari ? mengapa
langit ?
Disisi lain nayla
bersama anto, narta dan narto becanda diselangi obrolan kecel tentang gea
Nayla
: hey kawan, andai aku boleh tahu ?
mengapa sikap gea seperti itu ?taukah kalian dia tidak membuka bibirnya jika
berdampingan denganku, kadang aku merasa apa aku salah ataukah ada kesalahan
dalam diriku ?bagaimana menurut kalian ?
Anto
: tidak ada yang salah anatara kalian
berdua , gea memang seperti itu, hamper kesetiap orang dia bersikap seperti
itu, terkecuali
Nayla
: kecuali ?? kecuali apa ?
Narto,
narta : kecuali sama kami …(
berbarengan )
Nayla
: kok bisa gtu ?
Anto
: memang dia seperti itu, gea tidak
mudah akrab dengan orang, dia hanya dekat dengan kami, sejak saat itu
Nayla
: kau tahu banyak tentang gea ? ceritakan
kepadaku
Narta
: suka ya sama gea
Nayla
: heheheh ( tersipu malu ), ayo donk to
ceritakan kepadaku
Anto
: baik-baik, kan ku ceritakan, awal
kami berempat menjadi teman yang lebih dekat dari pacar kami sekalipun namun
entah ada apa dengan dia, dia berubah dengan drastis, dia menjadi sosok
misterius bagi teman-teman yang lain, tidak untuk kami
Narto
: kalau suka, tembak saja
Narta
: emang burung maen tembak aja hehehehe.
Anto
: sudah..sudah jadi kalian yang ribut,
tidak baik itu kasihan teman baru kita
Nayla
: sebenarnya aku hanya ingin mengenalnya
saja, karena waktu itu aku tak sengaja membaca tulisan dalam bukunya, setelah aku membaca tulisanya perasaanku
bergetar, hatiku berkecambuk, buat pikiranku harus mengingat kejadian waktu
silam, dimana aku mengenal rasa yang orang sebut cinta, rasa yang mengelabuhiku
hingga aku melepaskan segalanya demi cinta, demi cinta aku lupakan kewajibanku
sebagai wanita muslim, demi cinta aku lalaikan nasehat orang tuaku, demi cinta
aku lakukan hal yang tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya, ingatan itu masih
terjaga dalam pikiranku, dan karena itu aku tak berani menatap wajah gea.
Narta,
narto : semudah itukah kau ceritakan
rahasiamu pada kami nay?
Anto
: ya , nayla apa kau percaya pada kami?
Bagaimana jika kami bocorkan rahasia pribadimu itu pada semua orang ?
Nayla
: sejak pertama aku melihat kalian, aku
yakin kalian bisa menjadi teman yang baik bagi ragaku juga hatiku, makanya aku
ada disini bersama kalian
Narta,
narto,anton : terima kasih kau
telah terima kami menjadi teman kau, kami harap kamu bisa menerima kami
selamanya, hingga nafas menjemput nadimu
Nayla
: insya allah
Disebrang
sana, gea masih berdiam dengan kesendirianya, menanyakan hal kepada langit dan
sahabat-sahabtnya,
Waktu
menghantarkan mereka berlima kedalam sebuah ruang putih abu abu, merajut cerita
yang belum usia bersama pertanyaan yang hidup dalam benak mereka,. putih
abu-abu menjadi saksi langkah mereka pertanyaan timbul dari langkah salah satu
sahabat
Narta
: jika kau mampu berbicara maka kau akan
ku Tanya ?
Apakah mereka bisa bersatu?
Seperti bumi dan langit yang tak pernah saling mendahului, atukah mereka akan
seperti api dan air ?
Anto
: ngomong apa sich kamu ta ?sudah biarkan itu menjadi drama yang indah
Narto
: betul tuch to, udah jangan ikut campur mending kita menjadi saksi saja seprti
bangku dan tembok tidak akan disalahkan dan tidak akan merasa bersalah
Beberapa
meter dari pandangan mereka bertiga, mereka menyaksikan drama klasik antara gea
dan nayla, saking asyiknya mata mereka tak terpejam
nayla : gea boleh aku jujur ?
gea : jujur ? ada apa dengan jujur, memang jujur
sakit ya ? ( cool )
nayla : gea……. ( gemas )
gea : bicara saja, aku tak berhak melarangmu
berbicara.
Nayla
: gea, dua hari aku duduk disampingmu
namun serasa aku telah lama mengenalmu, entah ada apa dengan raga dan hatiku,
aku merasa seperti ini karena kamu gea
Gea
: ( diam tak besuara hingga waktu memanggilnya untuk pulang )
Hari
berganti begitu saja, keseharian mahluk tuhan yang maha agung, diselimuti
kebisuan hingga suatu waktu nayla memberanikan diri untuk melepaskan kebisuan
yang menjaring mulutnya
Nayla
: gea, mengapa kau diam ? hari telah kita
lewati dengan kebisuan, apa aku salah?
Gea
: ( hanya menoleh saja tanpa bersuara)
Air
mata naylapun larut dalam keramaian kelas, pikiran nayla terbang mencari
jawaban akan kebisuan gea, tak lama anto, narta dan narto menghampiri nayla
Anto
: ada apa dengan mu nayla ? wajamhu
terlihat beda
Nayla
: ( sambil mengusap ) tidak ada apa-apa
aku hanya kelilipan dan kurang tidur saja an,
Anto
: sebenarnya aku tak percaya namun jika
itu jawabanmu, aku tak bisa menolaknya
Ditempat
yang berbeda gea melepaskan amarahnya pada langit, disaksikan taman dan bunga
gea berkata
Gea
: biru dan putih dengarkan aku, aku
belum bisa mengenalnya lebih dalam karena aku belum mengatur diriku
aku belum bisa mengenalnya karena aku belum bisa menjadi pemimpin
aku belum bisa mengenalnya karena aku belum mengenal diriku sendiri, langit aku tak ingin seperti dulu dimana aku harus meleluluh lantahkan langkahku pada nafsu semata,dimana aku membiarkan kebuasan menyapaku hingga aku melupakan rumahku, biru dan putih aku diam bukan berarti aku diam, aku diam karena aku ingin mengenalnya dengan langkahku, biru dan putih mengapa kau diam?mengapa kau merubah rupamu menjadi hitam pekat ?
aku belum bisa mengenalnya karena aku belum bisa menjadi pemimpin
aku belum bisa mengenalnya karena aku belum mengenal diriku sendiri, langit aku tak ingin seperti dulu dimana aku harus meleluluh lantahkan langkahku pada nafsu semata,dimana aku membiarkan kebuasan menyapaku hingga aku melupakan rumahku, biru dan putih aku diam bukan berarti aku diam, aku diam karena aku ingin mengenalnya dengan langkahku, biru dan putih mengapa kau diam?mengapa kau merubah rupamu menjadi hitam pekat ?
Nayla
dan yang lainya bermain dan melupakan masalah itu sejenak, karena nayla
berpikir itu hanyalah masalah mereka berdua tanpa harus ada yang tahu lagi
selain mereka berdua, waktu terus berganti, hingga waktu memaksa mereka bertemu
disebuah bibir danau yang indah penuh bunga dan kupu,
Nayla
: gea sampai saat ini aku masih tak
mengerti dengan semua ini? Aku selalu bertanya pada cermin dikamarku, “ yang
salah siapa ?
Gea
: ( menurunkan kepalanya dan memainkan
rerumputan didepan matanya)
Nayla
: gea mengapa kau tak menjawabnya?
Gea
: biarlah semua ini terjadi, memang
aku yang salah?
Hati
nayla merasakan hentakkan saat mendengar pertama kalinya gea mengucap setelah
kejadian itu, entah apa yang ada dalam pikiran nayla hingga akhirnya gea
meninggalkan nayla sendiri dan gea meninggalkan sehelai kertas yang berisikan
kata-kata
Jika aku adalah kamu, aku akan mengunci
tubuhku
Jika aku adalah kamu aku akan meminum air
bening
Namun
Aku adalah serpihan debu,
Maaf aku harus meninggalkanmu saat ini,
mungkin suatu saat kita akan bertemu lagi di tempat ini.
Air
mata nayla kembali jatuh, merasakan kebahagian sesaat, hati nayla remuk dan
pikiranya kembali pada air yang jatuh dipipinya.
Akankah
nayla dan gea bersatu ?